Tahun ini merupakan tahun ke tiga saya dan keluarga menjalankan ibadah puasa di tanah rantau. Alhamdulillah, situasi pandemi juga terlihat sudah mulai membaik. Ya, nggak kerasa ternyata sudah dua tahun ya kita -mau nggak mau- berdampingan dengan si virus tersebut. Hamdallah, Allah menguatkan hingga hari ini.
Seperti tahun sebelumnya, bulan puasa kali ini juga jatuh ketika di Riyadh mulai memasuki musim panas. Maret sebagai bulan pancaroba, dimana kadang suhu naik sampai 35° dan paginya bisa turun kembali sampai 15°. Tapi awal April ini, melihat dari aplikasi yang tertera, suhu akan stabil 20° dan diprediksi akan terus meningkat. Hmmmm, hanya bisa berdoa, semoga udara tetap terasa sejuknya meski musim panas.
Cuaca menuju hot 😅 |
Perbedaan waktu 4 jam dengan Indonesia, membuat saya ikut memantau, kapan jatuhnya awal Ramadan. Sebagian di Indonesia menetapkan awal Ramadan pada Hari Sabtu 2 April 2022, sementara sebagian lagi menunggu keputusan pemerintah berdasarkan terlihat tidaknya hilal.
Begitu pun di Saudi. Keputusan dimulainya awal Ramadan jatuh setelah dilakukan rukyatul hilal di wilayah Sudair. Hasilnya, alhamdulillah, Ramadan dimulai pada Sabtu 2 April 2022. Wow, gawatnya saya belum 'masak-masak' melainkan sibuk food prep aja seharian tadi.
https://instagram.com/saudinesia) |
Beberapa hal yang kami persiapkan untuk menyambut puasa hari pertama:
1. Pasang niat dan ALARM 😁
Sepele tapi penting, terutama untuk yang belum terbiasa bangun dini hari atau sepertiga malam. Alhamdulillah, ketika hasil pencarian hilal sudah ditentukan, di grup mulai ramai info ini itu. Salah satu rekan juga share info jadwal sholat. Nah ini penting menurutku, karena tidak ada jadwal imsak yang beredar di Riyadh, berbeda dengan Indonesia yang biasanya sudah ada jadwal imsak agar kita bisa memprediksi jam berapa bangun, jam berapa makan, berapa lama nguyah dsb 🤣.
Jadwal sholat yangkucadikan ancang2 alias jadwal imsak 😁 |
Parahnya, sahur pertama kami semalam diujung subuh. Padahal saya dan suami sudah melihat jadwal yang beredar, hanya saja ternyata kami kurang fokus. Subuh awal Ramadan pukul 04.25 WAS yang kami kira 04.35. Hahahaha, beruntungnya di 3menit terakhir suami sempat mematikan lagi untuk melihat jadwal, jadi kami bisa menguyah ekspress. Namun, tidak dengan si Kakak, akhirnya dia menyisakan sedikit nasi di piringnya. Hmmm, sebagai ibu-ibu, saya kurang senang kalau lihat orang makan bersisa. Yasudahlah, namanya hari pertama sahur, begini kalau kurang fokus. Hikmahnya, Kakak mengajukan untuk besok dibangunin lebih awal, biar makannya bisa lebih santai menurutnya. Okee, baiiq 😁.
2. Menu khusus sahur
Sahur pertama selalu identik dengan menu khusus, alasannya biar semangat bangun. Tentu saja itu kebiasaan saya dulu ketika masih kecil. Maka Mama akan sibuk masak ini itu biar sahur pertama anak-anak semangat bangun. Kalau pun tidak, biasanya akan membeli makanan favorit kami yakni sate ayam madura langganan, yang memang begitu menggoda dan nikmat untuk sahur. Hehe.
Nah, sejak jadi ibu, apalagi merantau, saya pun inginnya demikian. Tapi beruntungnya si Kakak tidak *atau belum ya* punya permintaan menu khusus. Maka ketika hasil awal Ramadan ditetapkan, malam itu setelah solat Maghrib saya segera ke dapur untuk memasak. Bahan seadanya di kulkas membuat saya memutuskan untuk mengolah sayur sop daging, merebus cabe dan tomat untuk sambelnya, dan menurunkan ayam bakar frozen yang telah saya persiapkan dari kemarin. Alhamdulillah, nanti sahur tinggal panaskan di teflon, sungguh terbantu dengan adanya stok menu ini.
Nah, hari pertama puasa kalian, gimana? Ada yang lucu,seru atau malah dramatis karena kesiangan kah? 😁
#BPNRAMADAN2022
#BLOGGERPEREMPUAN