Tahun ini adalah tahun ke dua Ramadan dalam suasana pandemi.
Hiks, sungguh ngga pernah membayangkan bahwa keadaan akan seperti ini jadinya.
Tahun ini juga tahun ke dua saya berada di perantauan. Jauh dari keluarga dan
saudara. Tahun lalu, ketika kasus covid mulai merebak, keadaan di Riyadh juga
penuh dengan aturan dari pemerintah Kerajaan Saudi Arabia. Seperti berlakunya
curfew atau jam malam, juga aturan pembatasan untuk memasuki tempat umum.
Intinya ketika tahun lalu, ruang gerak benar-benar terbatas, agar mata rantai
virus bisa diputus. Dengan kebijakan yang ada dari pemerintah setempat, membuat
kami sepanjang hari di rumah saja. Yang bisa keluar untuk berbelanja ini itu
tentu saja adalah suami.
Namun demikian, saya tidak merasa kesepian. Karena menu
takjil kerap berdatangan ketika sore hari dari tetangga kanan kiri.
Alhamdulillah. Meski sedih dikarenakan belum bisa merasakan buka puasa bersama
tetangga sesama perantau di sini, juga belum merasakan bagaimana sholat tarawih
di sini.
Begitu juga dengan tahun ini. Peraturan dari pemerintah
setempat sudah lebih longgar sebetulnya. Hanya saja, di kawasan perumahan kami,
tepatnya hari-hari sebelum Ramadan tiba, beberapa tetangga terpapar virus
covid. Maka saya juga lebih baik membatasi diri lagi dari kumpul dan keluar
rumah jika tidak urgent banget. Untuk tarawih di masjid sudah diperbolehkan. Dengan
tetap melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan tentunya. Saya tentu sangat
ingin ikut tarawih ke masjid. Ingin tahu bagaimana masyarakat Riyadh kalau
tarwih, hehe. Namun sayangnya, karena masih memiliki balita, saya mengurungkan
niat dan memilih sholat di rumah saja. Mudah-mudahan tahun depan masih
berkesempatan ikut tarawih bersama masyarakat Riyadh. Aamiin.
Alhamdulillahnya, untuk tahun ini, wilayah Haramain tetap
dibuka selama Ramadan. Teringat tahun lalu, ketika bahkan masjid Nabawi juga
menutup pintu-pintunya bagi jamaah sekitar, ya Allah, masih terasa kesedihan dikala
itu. Pun tahun kemarin dimana, masjid-masjid di Riyadh juga mengumumkan bahwa
pelaksanaan sholat wajib dan tarawih dilaksanakan di rumah masing-masing.
Sungguh hati merasakan kesedihan yang teramat. Pertama kali, tarawih full di
rumah dengan diimami suami sendiri. Tentu campur aduk rasanya. Alhamdulillah,
semoga tahun depan keadaan di seluruh penjuru dunia sudah kembali baik seperti
sedia kala. Sehingga kita bisa menikmati Ramadan dengan tenang dan suka cita.
#BPNRAMADAN2021
#BLOGGERPEREMPUAN
MasyaAllah ternyata Mbak Suci sedang jauh dari tanah air. Pasti rasa rindu rumah dan keluarga makin terasa di bulan Ramdahan ini. Sehat-sehat selalu ya mbak dan keluarga. Semoga ibadahnya dilancarkan dan lekas bisa mudik ke Indonesia aamin YRA
BalasHapusIya, Mbak, sedang merantau sejenak. Aamiin, terima kasih doa tulusny, Mbak :)
Hapus