BUKU

Minggu, 02 Mei 2021

Pengalaman Berpuasa Di Tanah Rantau, Plus Masa Pandemi

 


Tahun ini adalah tahun ke dua Ramadan dalam suasana pandemi. Hiks, sungguh ngga pernah membayangkan bahwa keadaan akan seperti ini jadinya. Tahun ini juga tahun ke dua saya berada di perantauan. Jauh dari keluarga dan saudara. Tahun lalu, ketika kasus covid mulai merebak, keadaan di Riyadh juga penuh dengan aturan dari pemerintah Kerajaan Saudi Arabia. Seperti berlakunya curfew atau jam malam, juga aturan pembatasan untuk memasuki tempat umum. Intinya ketika tahun lalu, ruang gerak benar-benar terbatas, agar mata rantai virus bisa diputus. Dengan kebijakan yang ada dari pemerintah setempat, membuat kami sepanjang hari di rumah saja. Yang bisa keluar untuk berbelanja ini itu tentu saja adalah suami.

 

Namun demikian, saya tidak merasa kesepian. Karena menu takjil kerap berdatangan ketika sore hari dari tetangga kanan kiri. Alhamdulillah. Meski sedih dikarenakan belum bisa merasakan buka puasa bersama tetangga sesama perantau di sini, juga belum merasakan bagaimana sholat tarawih di sini.

 

Begitu juga dengan tahun ini. Peraturan dari pemerintah setempat sudah lebih longgar sebetulnya. Hanya saja, di kawasan perumahan kami, tepatnya hari-hari sebelum Ramadan tiba, beberapa tetangga terpapar virus covid. Maka saya juga lebih baik membatasi diri lagi dari kumpul dan keluar rumah jika tidak urgent banget. Untuk tarawih di masjid sudah diperbolehkan. Dengan tetap melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan tentunya. Saya tentu sangat ingin ikut tarawih ke masjid. Ingin tahu bagaimana masyarakat Riyadh kalau tarwih, hehe. Namun sayangnya, karena masih memiliki balita, saya mengurungkan niat dan memilih sholat di rumah saja. Mudah-mudahan tahun depan masih berkesempatan ikut tarawih bersama masyarakat Riyadh. Aamiin.

 

Alhamdulillahnya, untuk tahun ini, wilayah Haramain tetap dibuka selama Ramadan. Teringat tahun lalu, ketika bahkan masjid Nabawi juga menutup pintu-pintunya bagi jamaah sekitar, ya Allah, masih terasa kesedihan dikala itu. Pun tahun kemarin dimana, masjid-masjid di Riyadh juga mengumumkan bahwa pelaksanaan sholat wajib dan tarawih dilaksanakan di rumah masing-masing. Sungguh hati merasakan kesedihan yang teramat. Pertama kali, tarawih full di rumah dengan diimami suami sendiri. Tentu campur aduk rasanya. Alhamdulillah, semoga tahun depan keadaan di seluruh penjuru dunia sudah kembali baik seperti sedia kala. Sehingga kita bisa menikmati Ramadan dengan tenang dan suka cita.

#BPNRAMADAN2021

#BLOGGERPEREMPUAN


2 komentar:

  1. MasyaAllah ternyata Mbak Suci sedang jauh dari tanah air. Pasti rasa rindu rumah dan keluarga makin terasa di bulan Ramdahan ini. Sehat-sehat selalu ya mbak dan keluarga. Semoga ibadahnya dilancarkan dan lekas bisa mudik ke Indonesia aamin YRA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak, sedang merantau sejenak. Aamiin, terima kasih doa tulusny, Mbak :)

      Hapus