Buku, membaca dan
menulis adalah semua hal yang saya sukai sejak kecil. Sejak kapan? Tepatnya, sejak masih berada di sekolah dasar. Sejak perpustakaan di sekolah kami diresmikan, sejak kami
mengunjungi pameran buku di Istora Senayan. Dan sejak saya mendapatkan juara ke
dua hasil lomba menulis perjalanan mengunjungi pameran buku ketika itu. Mendapat juara dari lomba menulis yang pertama kali saya ikuti, tentu membuat saya senang sekali. Hadiahnya sebuah buku karya Arswendo Atmowiloto dan apalagi, ya,
lupa. Hehe. Maka sejak saat itulah, rasa cinta dengan buku semakin membuncah.
Namun, membeli sebuah buku adalah sesuatu yang sulit untuk saya lakukan dahulu. Selain karena kondisi keuangan keluarga yang berkecukupan, dan mungkin saat itu belum gencar istilah literasi, atau orang tua saya tipe orang tua yang berfikir seperti pada umumnya, yang penting saya rajin sekolah.
Jadi, ya jatuh cinta saya memang dari buku-buku yang hadir di perpustakaan sekolah. Hingga hari ini, saya masih merasakan getaran kebahagiaan itu. MasyaaAllah. Semoga nanti Allah izinkan saya bisa membuka perpustakaan juga, agar banyak orang, terutama anak-anak bisa membaca gratis. Karena dapat membaca sebuah buku itu nikmatnya luar biasa. Imajinasi kita bisa menjelajah dunia, membuat mimpi-mimpi besar tercipta.
Mengenai buku favorit, saya agak bingung untuk menentukan. Bagi saya, setiap buku memiliki nilai dan history nya tersendiri. Semua buku tentunya ditulis
dengan penuh makna, dan didapatkan dengan air mata *halah, lebay amat. 😂😂Haha. Kenyataannya memang begitu, masa-masa di sekolah, adalah masa dimana saya harus sembunyi alias ngumpet kalau membeli buku. Apa sebab? Karena Mama akan menginterogasi, kenapa kok beli buku (lagi?). Mungkin Mama saat itu memiliki pendangan yang berbeda. Sementara saya, entah kenapa sebegitu jatuh cintanya pada buku. 😍
Setelah menikah dan memiliki anak, rasa ingin saya untuk membeli buku-buku bagus pun tidak luntur. Lagi-lagi kadang Mama memergoki saya tengah membuka paket buku yang baru datang. Tapi saya, hanya senyum-senyum. Dan, untuk mengatasi hal tersebut, agar setiap buku yang saya beli tidak dikomentari lagi, karena memang sudah banyak buku di rumah, saya pun mengatur siasat, yakni dengan menjadi reseller yang ikut menjual buku. So, setiap ada buku baru, saya bisa tetap memilikinya dengan alasan ikut menjualnya juga. Hehe. Tapi Alhamdulillah, penjualan saya memang lumayan baik kok, malah pernah mendapat banyak keuntungan dari hasil kulakan buku ini.
Well, balik lagi ke tema bahasan kali ini, tentang 5 buku favorit saya selama hidup hingga hari ini. Diantara semua buku bagus yang saya miliki, berikut yang paling berkesan bagi saya, karena ada history nya sendiri. Apa saja, berikut ulasannya: