Bahagia. Bagi sebagian
orang, bahagia itu dicari sampai ke ujung dunia. Bagi sebagian lagi, bahagia
sudah berada dalam genggaman tangan meski hidup dengan beralaskan koran. Sungguh, betapa bahagia adalah kata
yang singkat tapi njlimet. Haha.
Setiap orang tentu memiliki versi bahagianya masing-masing. Dan sebagai manusia yang baik, hendaknya kita juga menghargai kebahagiaan orang lain, bagaimana pun bentuknya. Karenya kenyataannya, di era kecanggihan digital seperti sekarang ini, sebagian kita mungkin belum bisa menghargainya.
Baru melihat status teman yang jalan-jalan (lagi) di whatssap misalnya, hati kita setengah berbisik, 'ishh pamer terus sih'. Atau melihat status teman kita dengan postingan menu nya yang simple, yakni sambel dan lalapan segar plus tempe goreng, mungkin hati kita juga berbisik, 'ish, kaya gitu aja diposting'. Wkwk. Hati oh hati. Semoga hati kita terjaga dari yang demikian, ya. Biarkan orang lain bahagia dengan caranya masing-masing.
7 hal yang paling membuat saya bahagia hingga hari ini adalah:
1. Masih diberi kesempatan untuk hidup
Alhamdulillah, sangat bersyukur karena Allah masih memberi
kesempatan untuk hidup, bahkan mengizinkan bertemu dengan Ramadan tahun ini. Semoga
bisa menikmati jamuan Ramadan hingga akhir dan bertemu dengan hari kemenangan.
2. Diberikan nikmat sehat, iman dan islam
Nikmat tertinggi yang harus senantiasa saya syukuri. Hidup dalam
keadaan sehat, beriman dan menjadi seorang muslim. Nyatanya, kepala pusing atau
hidung tersumbat sedikit saja, rasanya mulut sudah ngga betah ingin mengeluh. Sungguh,
saya manusia yang terkadang belum pandai bersyukur.
Sehat, adalah nikmat tiada tara. Teringat seorang teman kami
disini, sesama perantau. Teman kami ini dua bulan lalu terpapar virus Covid19,
bahkan sampai sempat tak sadarkan diri hampir atau lebih dari sebulan lamanya. Kami
tidak mendapat akses untuk bisa menjenguk. Kemarin, dia mengabarkan, bahwa
kesembuhannya saat ini seperti kesemptan hidup ke dua. Saat ini dia masih
menjalani proses pemulihan di rumah sakit. Makan masih bertahap, jalan masih
terasa kaku. Semua gerak masih terbatas tentunya. Jadi, memang, sehat adalah
kebahagiaan paling utama ketika kita masih hidup. Dan, sehat dalam keadaan
beriman tentu yang paling nikmat. Karena ketika sehat tapi hidup penuh maksiat,
na'udzubillah, jangan sampai, semoga kita senantiasa sehat dan terjaga keimanan
kita sampai akhir hayat. Aamiin.
3. Melihat keluarga
Menulis tema ini, terlihat sederhana, tapi ternyata kita perlu
merenung juga. Memikirkan baik-baik ingin menulis tentang apa. Sebagian orang
bingung ingin menuliskan hal ini atau itu. Sebagian lagi, menulis hal-hal
sederhana seperti yang saya tulis juga kali ini. Memang, bahagia itu sejatinya
mudah, murah, karena hati kita yang paling bisa menemukan caranya.
Termasuk melihat keluarga. Ya. kita ngga pernah tahu kapan saat terakhir bisa melihat keluarga. Kadang kita berpikir semua baik-baik sana sehingga merasa masih memiliki waktu yang lama untuk bisa melihat orang yang kita sayangi. Kenyataanya, waktu adalah misteri. Maka ketika detik ini masih bisa melihat apalagi secara langsung ya, alhamdulillah, saya sangat bersyukur tentang hal ini tentunya.
4. Masih bisa mengingat kehangatan pelukan
Mama
Alhamdulillah, masih bisa mengingat hal-hal yang pernah dilalui
bersama Mama adalah kebahagiaan spesial bagi saya. Oh ya, benar. Ada satu lagi
yang ingin saya curahkan. Setelah berpulangnya Mama, maka saya juga sempat
gusar, apa itu bahagia, sejauh mana bahagia, apakah saya sudah berbahagia dengan
semua ini?
Saya masih bisa mengingat bagaimana terakhir kali mencium punggung tangan Mama, memeluknya,
melihat senyumnya dan semua hal tentang Mama. Sungguh saya bahagia ketika
memejamkan mata dan mengingat semua itu. Saya sangat bahagia, tapi bagi yang membaca mungkin malah menyedihkan jadinya ya. Lagi-lagi, begitulah bahagia. Klise.
Maka, semoga bahagia ini tidak pernah luntur dan terlalu muluk. Itu
doa saya.
5. Masih bisa makan
Bahagia masih bisa memasak di dapur, berkreasi berbagai menu ini
dan itu. Butuh bahan ini tinggal ambil. Sementara, yang lain di luar sana, ada
yang bahkan tidak tahu besok mau makan apa. Meski begitu, mereka tetap bahagia,
karena mereka juga yakin rezeki selalu ada bagi yang beriman dan berikhtiar. Ah,
sungguh, kadang saya malu dengan mereka yang mindset nya luar biasa seperti ini.
6. Berhasil setor tulisan hingga hari ini
Saya, seorang pemimpi yang sejak dulu ingin sekali menulis sebuah
buku. Namun, bertahun terlewati, buku itu tak kunjung hadir. Alasan kesibukan,
alasan ada prioritas yang lain ini itu. Ah, ternyata, memang trigger nya belum
kuat. Maka, ketika hari ini saya berhasil setor tulisan melalui challenge
ini, saya sangat bahagia. Telah melewati ke-mageran, juga berbagai alasan yang
terkadang memang dibuat diri sendiri. Terima kasih diri, sudah happy menulis selama ini!
7. Mendapat tawaran kerja sama dari sebuah brand
Ketika saya menulis ini, saya baru saja membaca semua pesan dari
tim marketing sebuah product. Intinya, kerja sama. Entah ini keberuntungan atau
apa. Saya sangat mensyukurinya. Apalagi tawaran ini datang lantaran saya
seorang blogger pemula, amat pemula tepatnya(?) Maksudnya, barulah beberapa hari ini saya aktif ngeblog,
lalu mendapat tawaran demikian, ah, rasanya tentu bahagia bukan main. Alhamdulillah.
Itu lah versi bahagia saya. Bagaimana bahagia versi mu? Yuk, saling
cerita, semoga bertambah selalu kebahagiaanmu, ya! Doa tulus dari saya. ^^
#BPNRAMADAN2021
#BLOGGERPEREMPUAN
whuah nomor 2 tu bener banget mbak, ga ada yang ngalahin hehe.. Semangat challengenya nih udah separuh jalan kita
BalasHapusBetul, betul, nomer utama, semangatttt sampai akhir :D
Hapus